Mengenai Saya

Ceriaaa... semua suka,,kecuali duurreennn,,kelengkeng..

Senin, 14 November 2011

pengaruh brosur terhadap minat khalayak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk berkembang. Dengan mengetahui dan mengikuti perkembangan tersebut, pengetahuan manusia akan bertambah. Sehingga akan lebih mantap dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul di masa mendatang dan masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Dengan pengetahuan manusia dapat mengadakan perubahan atas dirinya sendiri. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan adalah melalui komunikasi.

Komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan komunikasi setiap harinya, dan makhluk sosial tentunya saling tergantung satu sama lain. Dalam setiap komunikasi terjalin kegiatan penyampaian yang mengandung arti atau makna maupun gagasan, ide, dan informasi dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari satu orang kepada orang lainnya. Dimana isi pesan yang disampaikan adalah lambang-lambang berupa ide, pikiran, perasaan, pendapat maupun sikap dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui media dengan maksud dapat mempengaruhi orang lain.

Menurut Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang atau komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”.[1]

Sedangkan Astrid S. Susanto menambahkan, tujuan komunikasi adalah “Agar pesan itu diterima oleh komunikan sebagaimana milik bersama serta terbentuknya suatu partisipasi yang mendukung suatu kepentingan bersama”.[2]

Dengan demikian komunikasi berperan untuk menyatukan bermacam-macam kepentingan manusia, baik kepentingan individual maupun masyarakat. Sehingga secara tidak langsung peran komunikasi sebagai sarana penyampaian informasi akan bertambah pula. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dunia usaha, mereka membutuhkan arus informasi yang semakin cepat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam berkomunikasi, komunikator harus dapat memastikan bahwa pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan sehingga dapat menimbulkan efek atau umpan balik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Dalam suatu perusahaan fungsi penyampaian informasi adalah humas, humas menjembatani antara perusahaan dengan publik baik internal maupun eksternal. Publik eksternal dalam hal ini adalah para konsumen.

Konsumen merupakan sasaran promosi yang mengisi hampir setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari, dengan kenyataan tersebut bahwa dalam bidang usaha perdagangan saat ini, kegiatan promosi sangat dibutuhkan untuk menarik minat para pengunjung. Hal ini disebabkan banyak bermunculan usaha perdagangan yang beragam konsep, tampilan serta pelayanannya dalam menarik perhatiaan pengunjung.

Oriflame sebuah Network Marketing atau Multi-Level Marketing (MLM) adalah sebuah konsep bisnis dimana tingkat perusahaan multi-level marketing yang utama dapat memasarkan dan mendistribusikan produk mereka, dengan pelayanan, secara langsung ke konsumen dengan menjual langsung dan berdasarkan referensi hubungan.

Menurut WFDSA (World Federation of Direct Selling Association), penjualan langsung didefinisikan, sebagai pemasaran produk tatap muka dan pelayanan langsung kepada konsumen bukan di lokasi ritel yang tetap.

Agar komunikasi tetap berjalan dengan lancar dan informasinya dapat diteruskan, diberikan penyampaian isi pesan atau informasi oleh Oriflame Indonesia kepada publik luar atau publik eksternalnya. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai media, salah satunya adalah brosur.

Menurut William S. Pattis, “Setiap bentuk komunikasi yang dimaksud untuk memotivasi seorang pemberi potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan”.[3]

Menurut Thomas L. Harris, pencetus pertama konsep Marketing Public Relations dalam bukunya berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations dengan konsepsinya sebagai berikut :

Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communication of information and impression that identify companies and their products with the needs, concern of customer”.

Marketing Public Relations (MPR) merupakan proses perencanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan para konsumen. (Ruslan,2002:p.253).[4]

Brosur merupakan salah satu media promosi atau iklan yang biasa digunakan oleh humas. Iklan itu sendiri adalah bagian dari bauran promosi. Menurut Tams Djayakusumah brosur adalah : “Semacam surat atau buku yang berisi uraian-uraian daripada keistimewaan, serta penggunaan dan petujuk-petunjuk yang merupakan suatu keterangan-keterangan tentang penggunaan suatu barang atau jasa.”[5]

Brosur umumnya berisi pesan-pesan yang bersifat informative, persuasive, dan factual. Maksud dari sifat-sifat tersebut adalah, pesan dalam brosur umumnya memuat informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak. Pesan dalam brosur juga memudahkan para pembaca agar dapat dengan mudah tertarik dengan pesan yang disampaikan oleh brosur tersebut. Peran dalam brosur juga mudah dimengerti dan dipahami serta dibuat semenarik mungkin, dan selalu berisi hal-hal baru yang berkaitan dengan produk perusahaan. Maka dengan sifat-sifat pesan tersebut, dapat mempengaruhi khalayak untuk membeli atau menggunakan produk-produk yang ditawarkan dalam brosur.

“Sebagai salah satu media untuk promosi brosur tergolong media nirmasa. Media nirmassa atau media non massa adalah media yang tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit. Media nirmassa ini merupakan proses komunikasi secara sekunder yaitu menyampaikan pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.”[6]

Jadi brosur adalah media berisikan pesan yang ditujukan kepada sejumlah orang yang relatif sedikit. Dalam kegiatan humas media nirmassa memainkan peranan yang besar. Hal ini dikarenakan media nirmassa dapat mencapai khalayak yang walaupun jumlahnya relatif sedikit tetapi mempunyai kelebihan tersendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

Oriflame Indonesia adalah salah satu perusahaan retail dengan konsep produk-produk kecantikan, yang dirancang untuk memuaskan para pelanggan. sehingga dapat menjadi suatu alternatif pilihan untuk mempercantik diri bagi para pelanggan. Oriflame Indonesia melalui humasnya berusaha memelihara hubungan baik dengan publik internal maupun eksternalnya, dengan komunikasi yang komprehensif. Komunikasi yang dilakukan adalah penyampaian informasi, ide dan sikap dari perusahaan kepada konsumen.

Brosur Oriflame Indonesia diterbitkan setiap bulan, yang berisikan paket jasa-jasa kecantikan serta produk-produk kecantikan yang tersedia di Oriflame Indonesia lengkap dengan harganya. Oriflame Indonesia menyebarkan brosurnya dengan cara menempatkan brosur-brosur tersebut ditempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan dan menyebarkan langsung dijalan-jalan protokol yang terdekat dari lokasi Oriflame Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan agar para konsumen dapat mengetahui jenis jasa dan produk apa saja yang tersedia dengan harga yang khusus untuk setiap waktu tertentu, sehingga dapat membandingkan dengan produk yang lainnya.

Dengan adanya brosur maka para pelanggan yang setia memakai jasa Oriflame Indonesia dapat merasakan kegunaan dari brosur tersebut. Serta mengetahui dan percaya bahwa harga yang ditawarkan untuk penggunaan jasa produk-produk kecantikan di Oriflame Indonesia tidak mahal melaikan sebanding dengan kualitas dari jasa-jasa tersebut.

Namun pada kenyataannya sebagaimana yang sering terlihat, keberadaan brosur kurang mendapat perhatian. Banyak brosur yang diberikan oleh pihak humas melalui petugasnya sebagai media promosi hanya diterima oleh masyarakat atau segmen pasarnya begitu saja. Bahkan banyak sekali brosur yang diberikan, dan setelahnya diletakkan ditempat sembarangan, dan yang lebih menyedihkan lagi terkadang dibuang di tempat sampah.

Jika dilihat berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan sebelumnya. Dengan demikian latar belakang masalah sebenarnya dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brosur terhadap minat calon member Oriflame Indonesia. Jadi dalam penelitian ini ingin mengetahui dan mengungkapkan apakah dengan membaca brosur khalayak ingin bergabung dan menggunakan produk Oriflame Indonesia.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup masalah dan faktor-faktor apa saja yang tidak.

Dalam penelitian ini masalah yang akan diungkapkan adalah hanya sebatas pengaruh brosur terhadap minat pengunjung untuk menggunakan produk-produk yang ditawarkan Oriflame Indonesia.

1. Pembatasan Materi

Penentuan judul : “Pengaruh Media Brosur Oriflame Indonesia Terhadap Minat Menjadi Member Oriflame Pusat Jakarta.” Maka materi dibatasi pada pengaruh brosur Oriflame Indonesia terhadap minat menjadi member.

Dari berbagai media komunikasi yang ada, maka penelitian ini membatasi ruang lingkup atau media yang akan diteliti hanya media brosur Oriflame Indonesia.

2. Pembatasan Istilah

Agar tidak terjadi salah tafsir dan untuk mendapatkan pengertian yang jelas, maka perlu diberikan batasan-batasan dan penjelasan terhadap istilah penting yang berkaitan dengan judul penelitian ;

a. Pengaruh

Dalam kamus besar Indonesia, pengaruh berarti “daya tarik yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.”[7]

Dalam bukunya, Hafied Cangara menjelaskan bahwa : “Pengaruh atau efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu pengaruh juga diartikan perubahan atau penguat keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat dari menerima pesan.”[8]

Berdasarkan pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa pengaruh dapat diartikan sebagai dampak atau akibat dari satu pesan, baik secara sengaja, dimana hal ini dapat menyebabkan pengembangan sifat yang ada pada diri manusia. Pengembangan ini mencakup pengembangan pengetahuan atau pemahaman, sikap, opini, maupun penilaian. Pengaruh dalam komunikasi dikenal sebagai efek komunikasi.

b. Brosur

Pengertian brosur adalah “bahan tertulis mengenai suatu masalah secara bersistem, berpublikasi yang hanya terdiri dari atas beberapa halaman yang dijepit tanpa jilid. Brosur juga dapat diartikan sebagai selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap mengenai perusahaan atau organisasi demi mempertinggi prestisenya”.[9]

Dengan demikian brosur adalah selebaran yang diberikan kepada konsumen yang didalamnya terdapat informasi dan penjelasan secara persuasive. Brosur biasanya berisikan pesan yang sifatnya informative, persuasive, factual, brosur dibuat semenarik mungkin, sehingga yang tadinya tidak menarik menjadi lebih menarik dari pesan-pesan yang disampaikan. Pesan dalam brosur harus dibuat dengan jujur, tidak menjatuhkan produk lain, serta dibuat dengan bahasa atau kata-kata yang mudah dipahami.

Selain brosur dapat disimpan (dijadikan dokumentasi) sehingga dapat dibaca berulang kali. Brosur juga memiliki kelebihan lain, dari segi budget, biaya pembuatan brosur dapat dikatakan lebih murah. Murah dalam pengertian tidak memerlukan biaya yang besar untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi. Biaya yang murah bukan berarti informasi yang ingin disampaikan jadi berkurang, karena didalam brosur kita dapat memuat semua informasi yang ingin kita sampaikan kepada khalayak.

Brosur juga lebih efektif, karena biasanya orang yang menerima brosur adalah orang yang memerlukan informasi yang terdapat didalam brosur tersebut sehingga pesan dan informasi yang ingin disampaikan dapat langsung mengenai sasaran.

c. Minat

Pengertian minat dalam buku Psikologi karangan Kartini Kartono “suatu moment kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara intensif pada objek yang dianggap penting”.[10] Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, minat adalah “Perhatian keinginan untuk memperhatikan atau melaksanakan sesuatu.”[11]

Menurut Bimo Walgino, minat adalah “suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui.”[12]

Dari ketiga definisi diatas maka minat adalah keinginan akan sesuatu yang didasari oleh kognitif seseorang sehingga menggerakkannya untuk mencapai sesuatu tersebut. Minat dalam kaitannya dengan brosur disini adalah, setelah membaca brosur maka pengunjung berminat untuk bergabung dan menggunakan produk-produk yang ada di Oriflame Indonesia.

d. Member (Pelanggan)

Member (customers atau Pelanggan) adalah semua orang yang menuntut kita (perusahaan kita) untuk memenuhi standar mutu tertentu, karenanya akan memberikan pengaruh kinerja kita (perusahaan kita).

Manajemen perusahaaan seperti LL. Bean, Freefort dan Maine dalam Vincent Gaspersz (1997) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan, yaitu : “Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kitalah yang tergantung kepada mereka, dan seorang pelanggan membawa kita kepada keinginannya.”[13]

Vincent Gaspersz mendefinisikan, “Kepuasan Pelanggan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.”[14]

e. Oriflame Indonesia

Didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.300.000 Consultant mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,3 miliar. Oriflame menawarkan peluang bisnis terkemuka untuk orang-orang yang ingin mulai membuat uang sejak hari pertama dan bekerja untuk memenuhi impian dan ambisi pribadi mereka melalui konsep bisnis yang unik - Make Money Today and Fulfill Your Dreams Tomorrow.

3. Pembatasan Lokasi

Penelitian dilakukan pada Oriflame Indonesia Jakarta dengan alamat Jl. Dr. Satrio No. 164 Standard Chartered Jakarta Selatan.

4. Pembatasan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2011, sampai dengan bulan Agustus tahun 2011. Dengan demikian pembatasan masalah ini berguna untuk membatasi faktor-faktor yang merupakan bagian dari masalah penelitian ini atau tidak, sesuai dengan judul penelitian. Sehingga pemecahan masalah tidak diluar batas yang ada. Oleh karena itu dilakukan pembatasan materi, istilah, lokasi dan waktu, agar masalah yang diteliti lebih jelas.

1.3 Perumusan Masalah

Menurut Onong Uchjana Effendy, “perumusan masalah muncul karena tidak terdapat keseimbangan antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan (Dass Sollen dan Dass Sein), bahwa masalah merupakan persoalan yang harus dipecahkan.”[15]

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka perumusan masalahnya adalah : “Apakah brosur Oriflame Indonesia mempengaruhi minat khalayak untuk menjadi member Oriflame Indonesia?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian tujuan penelitian adalah memberikan informasi mengenai apa yang diperoleh setelah selesai penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui brosur Oriflame Indonesia.

2. Untuk mengetahui minat menjadi member Oriflame Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh brosur terhadap minat menjadi member Oriflame Indonesia.

1.5 Signifikansi Penelitian

1. Penelitian Teoritis

Teori adalah suatu prinsip yang dirumuskan untuk menerangkan sekelompok gejala-gejala yang saling berkaitan. Signifikansi teoritis hasil penelitian ini adalah, bermanfaat bagi pengembangan studi komunikasi khususnya humas tentang pengaruh brosur Oriflame Indonesia terhadap minat menjadi member Oriflame Indonesia.

2. Signifikansi Praktis

Signifikansi praktis berkaitan dengan hal-hal yang terdapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata ataupun lebih khusus lagi terhadap individu, perusahaan dan sebagainya. Signifikansi praktis dari penelitian adalah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu Oriflame Indonesia dalam mengembangkan media promosi dalam hal ini brosur, agar lebih efektif dalam mendorong minat menjadi member Oriflame Indonesia.



[1] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.62

[2] Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1997, hal. 113

[3] William S. Pattis, Karier Bisnis dalam Periklanan, Prahara Prize, Semarang, 1993, hal. 1

[4] http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-marketing-public-relations-mpr.html

[5] Tams Djayakusumah, Periklanan, CV. Amrico, Bandung, 1982, hal. 167 - 168

[6] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 16 - 18

[7] Anton M. Moeliono, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 664

[8] Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal.18

[9] Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke2 Balai Pustaka Jakarta, 1998, hal. 128

[10] Kartini Kartono, Psikologi Umum, Yayasan Kosgoro, Jakarta, 1998, hal. 109

[11] JS. Badudu & Suta Moh. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hal. 899

[12] Bimo Walgito, Pengantar Umum, Yayasan Pembina Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1975, hal. 106

[13] Google, Manajemen perusahaan/Vincent Gaspersz/1997.

[14] Google, Manajemen Perusahaan/Vincent Gaspersz/2001 : 34.

[15] Onong Uchjana Effendy, Human Relations & PR dalam Management, Opcit, hal. 65

Kumpulan Foto Qu...

Kumpulan Foto Qu...
di kamar.. tanktop pink + rompi jadul,,Lumayan manis ^_^